Sabtu, 02 Agustus 2025

Mendengar bahwa Kaisar Romawi Heraklius ingin menyerang wilayah Arab bagian Utara, Rasulullah Saw segera mempersiapkan pasukan perang hingga terkumpul 30.000 orang.

Upaya Rasulullah Saw untuk mendorong orang untuk pergi ke perang Tabuk tidak mudah. Ini karena lokasi perang sangat jauh dan cuaca panas, karena seruan perang terjadi di akhir musim panas dan awal musim gugur, saat waktunya untuk memanen kurma. Banyak orang tidak mau perang, dan mereka bahkan saling memprovokasi untuk menolak ajakan perang.

Hal ini membuat Nabi Muhammad sangat sedih dan gusar. Tidak mengherankan bahwa musuh telah bersiap untuk memerangi, menghancurkan, dan membinasakan kaum muslimin di negara lain. Selain itu, kaum muslimin disibukkan oleh keengganan mereka untuk berperang. Al-Qur'an mencatat berbagai alasan bagi mereka yang menolak berperang.

Allah SWT berfirman:

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ ائۡذَنۡ لِّىۡ وَلَا تَفۡتِنِّىۡ‌ ؕ اَلَا فِى الۡفِتۡنَةِ سَقَطُوۡا‌ ؕ وَاِنَّ جَهَـنَّمَ لَمُحِيۡطَةٌ ۢ بِالۡـكٰفِرِيۡنَ

“Dan di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Muhammad) menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahanam meliputi orang-orang yang kafir.” (QS. At-Taubah: 49).

Seruan Rasulullah Saw kepada kaum muslimin untuk berperang melawan kekuatan Heraclius yang berencana untuk menyerang wilayah Arab bagian Utara, dan menghancurkan Madinah, menyebabkan kaum muslimin terbagi atas dua golongan besar yaitu golongan orang-orang yang mukhlisin yaitu golongan orang-orang yang ikhlas, semangat menyambut seruan perang dari Baginda Rasulullah Saw. Dan golongan munafiqun yaitu golongan yang menunda, mengulur waktu, menolak, bahkan memprovokasi yang lain untuk menolak ajakan perang Rasulullah Saw.

Allah SWT berfirman:

فَرِحَ الۡمُخَلَّفُوۡنَ بِمَقۡعَدِهِمۡ خِلٰفَ رَسُوۡلِ اللّٰهِ وَكَرِهُوۡۤا اَنۡ يُّجَاهِدُوۡا بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَقَالُوۡا لَا تَنۡفِرُوۡا فِى الۡحَـرِّؕ قُلۡ نَارُ جَهَـنَّمَ اَشَدُّ حَرًّا‌ؕ لَوۡ كَانُوۡا يَفۡقَهُوۡنَ

“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah (Muhammad), “Api neraka Jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui.” (QS. At-Taubah : 81).

Karena itu, karena perang Tabuk tidak seperti perang biasa, Rasulullah Saw menunjukkan sikap tegas terhadap kaum munafiqun dengan membakar rumah Suwailam, yang digunakan sebagai makar untuk menolak ajakan perangnya, hingga semua orang di dalamnya terbakar hidup-hidup.

Strategi tegas Rasulullah Saw menghasilkan sekitar 30.000 pasukan perang dengan bekal logistik yang cukup, yang dikumpulkan dari sumbangan orang kaya dari golongan kaum muslimin.


Untuk memenuhi kebutuhan logistik perang, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyumbangkan seluruh hartanya sebesar 4000 dirham, Umar bin Khattab menyumbangkan separuh hartanya, Utsman bin Affan menyumbangkan 1000 keping dinar emas dan 300 ekor unta yang dilengkapi dengan pelana dan perlengkapan perang, Abdurrahman bin Auf ra menyumbangkan 500 ekor kuda tunggangan, dan banyak sahabat lainnya.

Berbeda dengan perang-perang sebelumnya, untuk perang Tabuk, Rasulullah Saw mengumumkan rencana perang sejak awal, dengan maksud agar kaum muslimin mempersiapkan diri untuk menghadapi kekaisaran Romawi, negara adidaya saat itu. Karena jarak tempuh yang sangat jauh, diperlukan persiapan yang matang dan niat yang kuat. Selain itu, karena tentara yang akan dihadapi akan terdiri dari tentara yang sangat kuat dan memiliki senjata modern.

Puluhan Ribu Jemaah Al-Aqsha Mengucapkan Doa Untuk Syuhada Gaza

Yerusalem (SI Online): Meskipun pasukan pendudukan Israel memasang hambatan di sekitar Kota Tua Yerusalem yang diduduki dan masjid itu sendiri, puluhan ribu warga Palestina melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsha yang suci.

Menurut Departemen Waqaf Islam di Yerusalem, 40.000 orang mengikuti salat Jumat di Al-Aqsha dan melakukan salat jenazah secara tidak langsung untuk para syuhada yang meninggal di Gaza dan Tepi Barat.


Syeikh Iyad Al-Abbasi, Hakim Agung Yerusalem dan khatib Jumat Masjid Al-Aqsha, ditangkap oleh pasukan pendudukan saat ia keluar dari Gerbang Bab al-Silsila, salah satu gerbang masjid. Dia kemudian dibebaskan setelah diancam untuk tidak lagi berbicara tentang Gaza.

Pihak berwenang Israel terus mengganggu para khatib Al-Aqsa. Grand Mufti Yerusalem, Syeikh Muhammad Hussein, ditangkap setelah khotbah Jumatnya Jumat lalu oleh polisi Israel. Ia kemudian dibebaskan, tetapi selama seminggu ia dilarang masuk ke masjid, yang mungkin diperpanjang lagi.

Dalam peristiwa lain, aktivis Yerusalem Nitham Abu Rummouz diusir dari Kota Tua oleh pasukan pendudukan. Mereka juga mencegahnya melakukan shalat Jumat di Bab al-Asbat, juga dikenal sebagai Gerbang Singa.

The History of the Late Abah Anom Suryalaya: A Revered Spiritual Leader in Indonesia

Abah Anom Suryalaya, also known as Abah Anom, was a well-known Islamic scholar and spiritual leader from the Sundanese area of Indonesia. He is most known as the head and custodian of the Suryalaya Islamic Boarding School (Pondok Pesantren Suryalaya) in Tasikmalaya, West Java. Abah Anom was very important to the growth of Islamic teachings, especially in West Java. His simple, kind, and humble nature made him a person of great spiritual and social regard.


Abah Anom's Background Suryalaya's Life
Abah Anom, who was born KH. Mohammad Suryalaya in 1937, was one of the students of the well-known Islamic scholar KH. Ahmad Sadzili, who had a big impact on Islamic education in the area. Abah Anom was interested in Islamic studies from a young age and wanted to learn more about Islam.

He went to school at a number of well-known pesantren (Islamic boarding schools), including Pondok Pesantren Darunnajah and Pondok Pesantren Al-Ittihad. Abah Anom went back to his hometown after finishing school and started Pondok Pesantren Suryalaya in 1970. This was a critical moment that led to his status as a respected spiritual guide and instructor.

Pondok Pesantren Suryalaya: A Center of Education and Da’wah
Pondok Pesantren Suryalaya became not only a center for Islamic religious education but also a place of spiritual development for many persons. The pesantren was recognized for its friendly and non-rigid approach to Islamic teachings, emphasizing on both the intellectual and spiritual parts of Islam. Abah Anom highlighted the value of good character, in addition to theological understanding, in everyday life.

His approach of teaching was simple yet incredibly successful. Abah Anom did not only focus on theoretical knowledge but also led by example, teaching how to live according to the principles of Islam. This sensitive and realistic approach attracted many people who felt comfortable and inspired to study at Suryalaya.

Suryalaya was well noted for its teachings of Sufism. Abah Anom stressed the spiritual qualities of Islam, teaching his students about the deeper realities of the faith, such as hakikat (the truth) and makrifat (mystical understanding). This approach to Islamic spirituality became one of the key reasons why people gravitated to the pesantren for a greater understanding of their faith.

Abah Anom’s Character: A Spiritual Leader with a Big Heart
Abah Anom Suryalaya was recognized for his simplicity, friendliness, and humility. He never discriminated people based on their social or economic background. To Abah Anom, every person had the capacity to improve and draw closer to Allah. For this reason, he always left his doors open to anyone desiring to acquire or enhance their understanding of Islam.

In addition to his religious teachings, Abah Anom was a knowledgeable counselor. He provided instruction on both religious and personal problems, displaying real concern for the well-being of people. His politeness and gentle manner made him a beloved figure in the eyes of many.

The Legacy of Abah Anom Suryalaya
Though Abah Anom died away on March 22, 2020, his legacy lives on through the students and followers who benefited from his teachings and spiritual guidance. Pondok Pesantren Suryalaya, the institution he created, remains a respected and cherished place of study, and his teachings continue to be passed down by his disciples and followers.

As the head of the pesantren, Abah Anom was also actively involved in social events. He routinely held religious gatherings and lectures across many countries, conveying a message of peace, love, and tolerance. He consistently highlighted the significance of unity among Muslims, interfaith tolerance, and establishing peace in society.

Conclusion
Abah Anom Suryalaya was a well revered figure in Indonesia’s Islamic society. He was not only known as the head of Pondok Pesantren Suryalaya but also as a spiritual teacher who led many persons to a closer contact with Allah SWT. Through his gentle, kind, and humble demeanor, Abah Anom left behind an irreplaceable legacy for Indonesian Muslims, especially those in West Java.

Although he is no longer physically with us, the teachings and life lessons of Abah Anom continue to inspire numerous others. Pondok Pesantren Suryalaya and the lessons of his da’wah remain alive in the hearts of his students and the wider community who once felt his beneficial influence.

References:

"Abah Anom Suryalaya, A Spiritual Teacher Who Inspired." Majalah Al-Muwahhidin, 2020.

"Pondok Pesantren Suryalaya: The Journey and Role of Abah Anom." Suryalaya News, 2020.

"KH. Abah Anom Suryalaya: A Scholar and Sufi Leader." Kompas, 2020.

Interview with Ustadz Abdul Fatah, Santri of Pondok Pesantren Suryalaya.

Sejarah Almarhum Abah Anom Suryalaya, Pembimbing Spiritual yang Dikenal Sebagai Tokoh Islam di Indonesia

Sejarah nusantara, Abah Anom Suryalaya adalah seorang ulama besar dan figur agama yang berasal dari Tatar Sunda, Indonesia. Dia lebih dikenal dengan nama Abah Anom. Dia adalah pengasuh dan pemimpin Pondok Pesantren Suryalaya di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Abah Anom sangat berkontribusi pada kemajuan dakwah Islam, terutama di wilayah Jawa Barat. Banyak orang menghormatinya dari segi spiritual dan sosial karena kepribadiannya yang ramah, sederhana, dan rendah hati.



Kronologi Kehidupan Abah Anom Suryalaya: Abah Anom Suryalaya lahir pada tahun 1937 dengan nama asli KH. Mohammad Suryalaya. Beliau adalah salah satu murid dari ulama terkenal KH. Ahmad Sadzili, yang memiliki pengaruh besar di masyarakat Islam di daerah tersebut. Abah Anom menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap ilmu agama selama hidupnya dan selalu berusaha untuk lebih memahami ajaran Islam.

Abah Anom sudah tertarik pada dunia pesantren dan dakwah sejak usia muda. Dia belajar di berbagai pesantren terkenal, seperti Pondok Pesantren Darunnajah dan Pondok Pesantren Al-Ittihad. Kemudian, pada tahun 1970, dia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya dan mendirikan Pondok Pesantren Suryalaya.

Pondok Pesantren Suryalaya: Pusat Pendidikan dan Dakwah Pondok Pesantren Suryalaya terkenal sebagai tempat pendidikan agama Islam dan pengembangan spiritual bagi banyak orang. Ini adalah salah satu pesantren yang menggunakan pendekatan yang sangat humanis dan tidak kaku untuk mengajarkan ilmu agama. Abah Anom Suryalaya mendalami ilmu agama dan menekankan pentingnya akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau terkenal karena menggunakan pendekatan dakwah yang sederhana namun sangat efektif. Abah Anom tidak hanya menggunakan teori untuk mengajarkan ajaran Islam, tetapi dia juga menunjukkan dengan perilaku dan akhlaknya. Banyak orang merasa dekat dengan beliau dan nyaman belajar di pesantren Suryalaya karena hal ini.

Selain itu, Pondok Pesantren Suryalaya terkenal dengan pengajaran tasawufnya. Dengan mengajarkan ilmu hakikat dan makrifat kepada santri-santri di pesantren tersebut, Abah Anom menekankan pentingnya pendekatan spiritual dalam beragama. Metode ini menjadi salah satu yang paling menarik bagi para peneliti, terutama mereka yang ingin mempelajari aspek spiritual Islam.

Kepribadian Menyentuh Hati Abah Anom Abah Anom Suryalaya dikenal sebagai orang yang sederhana, penuh kasih sayang, dan rendah hati. Dia tidak pernah membedakan orang berdasarkan status sosial atau ekonomi mereka. Abah Anom percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT. Oleh karena itu, beliau selalu membuka pintu bagi mereka yang ingin belajar lebih banyak tentang ajaran Islam.

Abah Anom juga dikenal karena sangat mempertahankan hubungan baik dengan orang lain. Beliau sering memberikan nasihat dan bimbingan kepada siapa saja yang datang kepadanya, baik dalam hal masalah agama maupun masalah kehidupan pribadi. Banyak orang merasa dihargai dan disayangi oleh perspektif kasih sayangnya.

Warisan Abah Anom Suryalaya: Santri dan jamaah yang pernah belajar dan mendapatkan bimbingan dari beliau terus hidup meskipun beliau meninggal dunia pada 22 Maret 2020. Pondok Pesantren Suryalaya yang dia dirikan masih dihormati dan dicintai oleh masyarakat, dan para murid dan pengikutnya masih mengajarkan ajarannya.

Sebagai pengasuh pesantren, Abah Anom dikenal sangat aktif dalam kegiatan sosial. Beliau sering mengadakan pengajian dan dakwah di berbagai tempat untuk menyebarkan ajaran Islam yang damai dan penuh kasih sayang. Beliau selalu menekankan pentingnya mempertahankan ukhuwah Islamiyah, toleransi agama, dan menciptakan kedamaian di masyarakat.

Kesimpulannya, Abah Anom Suryalaya adalah seorang tokoh agama yang sangat dihormati di Indonesia. Selain menjadi pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya, Abah Anom adalah seorang guru spiritual yang membawa banyak orang lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan kepribadiannya yang sederhana, penuh kasih sayang, dan rendah hati, dia telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi umat Islam di Indonesia, terutama di Jawa Barat.

Ajaran dan teladan hidup Abah Anom terus menginspirasi banyak orang bahkan setelah beliau pergi. Pesan dakwah Abah Anom tetap hidup di Pondok Pesantren Suryalaya dan di setiap langkah santri dan masyarakat yang pernah mendapatkan bantuan darinya.

Sumber referensi:

Majalah Al-Muwahhidin, 2020, "Abah Anom Suryalaya, Guru Spiritual yang Menginspirasi".

Suryalaya News, 2020, "Pondok Pesantren Suryalaya: Perjalanan dan Peran Abah Anom".

"KH. Abah Anom Suryalaya: Tokoh Ulama dan Dakwah Tasawuf", Kompas, 2020.

Sebuah wawancara dengan Ustadz Abdul Fatah, seorang siswa dari Pondok Pesantren Suryalaya.


Senin, 25 Oktober 2021

Wejangan Abah Anom Taubat, Do'a dan Ziarah

 

Sebagai ungkapan pembuka, seraya memohon ampun kepada Allah SWT. atas kelancangan saya, telah mengutip kembali “Wejangan Guru Mursyid KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya”. Tiada maksud yang terkandung di relung kalbu ini selain menyampaikan kembali nasihat, pepatah, wasiat atau wejangan dari Guru Mursyid kita tercinta untuk siapa saja yang merindukan ketenangan jiwa dan sedang meniti jalan menuju mardlatillah.

Berikut ini adalah diantara wejangan Abah Anom (dalam bahasa Sunda) mengenai Taubat, Do’a dan Ziarah, untuk sama-sama kita hayati dan amalkan.


Nalika Sulton Auliya nuju munajat dikeresakeun ku Allah dumugi ka panangan Kanjeng Nabi tiasa ngabungkeuleuk, dicepengan ku anjeuna. Ieu teh barang pamohalan para hadirin, lamun diemutkeun ku akal. Nanging ulah make disawalakeun anu langkung luas, ieu teh sadayana oge kakawasaan Allah, ku wewenanganana, saha nu rek ngagugat-gugat, saha nu rek bisa ngabendung?! Moal deui, manusa anu soleh, khususna para nabi, para rosul, oge para auliyana Allah.

Upama teu kaharti salangkung ku urang, keun bae teu nanaon, da karomat disebutna oge ari anu jolna ti wali mah. Upama anu jolna ti rosul jeung nabi, eta disebatna mu’jijat. Karomat atawa kamuliaan, kaagungan ieu teh ulah dihususkeun ka Sulton Auliya bae, sabab ti anjeuna teh seueur deui, malah urang oge ku Allah geus dimuliakeun, ceuk bahasa Arab mah karomat. Eta teh geus pada nyangking ngan hanjakal ku urang sok disalahgunaeun, nu akhirna diri urang teu diabdikeun ka Allah, narima rizki, milik ti Allah teu nembongkeun kasyukuran ka Allah, temahna dawuhan Allah dina Al-Quran, nu pihartoseunana :

“Kami geus ngamulyakeun ka sakabeh putra-putra Adam …”

Cing aya nu kari? Sihoreng geus kabeh dimulyakeun ku Allah, geus kabeh, geus rata. Bongan bae, lain urang sorangan teu aya kahadean, tapi urang sorangan nu mengkolkeun kahadean.

Cobi lamun eta karomat (kamulyaan) ti Allah ku urang teras dipiara, tangtu kalebet kana firman Allah anu hartosna:

“Saterangna manusa anu ku Kami tuluy dimulyakeun (berkaromat), jalma anu ngabuktikeun katakwaan (tunduk, patuh) ka Pangeran dhohir batin”.

Jadi atuh lamun kamulyaan anu ku Allah dilimpahkeun teh, pantes bae rek musna oge karomat (kamulyaan) teh, sabab salah urang keneh. Firman Allah anu hartosna:

“Kami geus ngajadikeun manusa mulya tur berpangkat luhur, satuluyna kami ngabalikeun harkat anu panghandap-handapna (hina) ku sabab amal, laku lampah”.

Mugi-mugi urang sadaya diraksa ku Pangeran sing tiasa miara kamulyaan (karomat) papada dina amal laku mengpar, oge ulah kadalon-dalon, gancang babalik pikir.

Tah kitu penjelasan “karomat”. Geus teu kudu jadi aneh, terutama jadi mangmang, ulah. Komo deui Sulton Auliya anu pamadegannana teu petot ibadahna siang wengi ka Pangeran.
Naon deui sababna nu matak urang leungit karomat (kamulyaan) ti Allah, nyaeta teu aya lian urang kurang waspada kana salira, sok rasa mokahaan, antepan, da buktina dikudukeun ibadah oge, teu weleh-weleh ngagugu ka embung, ari rajeun teh daek, jiga heueuh bae bareng jeung batur-batur, bareng ruku, bareng sujud, padahal hate mah kamana mendi, tempo-tempo nguruskeun hutang, cenah eta teh keur ibadah (madep) ka Pangeran, moal enya madep nu keur madep “luar-leor”. Lain sok kitu saderek-saderek?! Ah ulah dipinding-pinding urang araku bae, supaya urang daek ngomean.

Ku pribados oge ieu teh tos sababaraha kali disanggemkeun “Allohu Akbar” (Alloh Maha Agung), tapi kumaha ari dina hate, sulaya, sabab nu diakbarkeun (nu diagungkeun dina hate) lian ti Alloh (kabingung, kabutuh, jeung saterusna).

Sulton Auliya pang aheng karomat-na, sabab bener-bener takwana, pangna luhur darajatna, sabab kacida tunduk jeung patuhna kana parentah Alloh. Diantarana anjeuna ngabdi ka Pangeran, ngalaksanakeun parentah Alloh sareng Rosulna, munajat sareng tobat, dina waktos ziarah ka eyangna, nyaeta Rosululloh saw.

Dina eusi munajat, tumarima nandangan dosa, anu eta dosa ku anjeuna diibaratkeun Gunung Syam, malah disarupikeun budah sagara, ngadenger mundut pangampura Pangeran, dina salebeting ziaroh anu lamina 40 dinten, ngajerit raosna neda dibebaskeun tina sagala perdosaan, margi mantenna, Sultoh Auliya uninga anu jadi hahalang kana bagja keur akherat teh, nyaeta dosa perdosaan, margi dawuhan Allah anu hartosna:

“Kudu tarobat maraneh anu sabener-benerna, tangtu dihampura kalayan sagala kakuciwaan diganti ku kasampurnaan”.

Oge dina ayat anu sanesna, bakal dipaparin kabungahan.

Tuh kitu anu budiman mah, teu pedah pangkatna Auliya, geuning teu weleh-weleh bae taubat, rumaos aya dosa, make wakca ka Pangeran. Naha atuh ari urang ku nemen pisan mumul teh, ngan karep teh embung bae ibadah teh, geus salse ku salsena, geus komo ari peutingna mah, teu cara rek meunang kauntungan, mani giat naker. Kumaha ari bade angkat ka kantor, mani marelid pisan, cacak ka kantor keur ngatur urang di dunya, mani keleked, geus komo lamun geus dugi ka waktosna kudu ngantor ka Pangeran, aduh mani hoream, langkung-langkung dina subuh, teu kaur malikeun simbut.

Kumargi kitu, mugi-mugi Allah swt. Maparin taufiq ka urang sadaya, tiasa nyonto ka Sulton Auliya sabeunyeureun sasieureun jadi manusa anu to’at kana parentah Allah sareng Rosul-Na. Amiin

Wabillahitaufik walhidayah
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pidato Bahasa Inggris Islami Bersyukur

 

Naskah Pidato Tentang Bersyukur (Bhs inggris)

 In accordance with the theme of my speech this time, then of course we should first praise the presence of Allah SWT. In this way of gratitude then we will only know for sure that basically how great and great the grace and grace of God that has been given to us. Furthermore, let's not forget, of course, our prayers and greetings to the great prophet Muhammad SAW who has brought us apart from the age of ignorance. And we should also be grateful for that.


The entire congregation is grateful to be glorified by God.

Gratitude is one of the acts that have the intention to give thanks for all the favors, graces that have been given to us by God. Of course, we as believers who will not disbelieve will know that those who are grateful will be given more additional favors. It is in accordance with what has been written in the Word of Allah QS Ibrahim verse 7:

"And (remember), when your Lord announced:" If you are grateful, We will certainly increase (favors) for you, and if you are ungrateful (My favors), then surely My punishment is painful. "

The entire congregation is grateful to be glorified by God.

It would be very rude if we did not want to be grateful. Because of the favors given to us, we will certainly not be able to count them. We don't need to go too far about what favors have been given to us, when we wake up in the morning we can still open our eyes, it is already a very extraordinary favor. Then how can we not be grateful.


Then, how to be grateful ?.

The entire congregation is grateful to be glorified by God.

Gratitude is divided into 3 kinds, namely gratitude by using words or words, gratitude by using the body and gratitude by using the heart. Being grateful by using words means we will acknowledge all the favors given to us with humility. Furthermore, being grateful by using the body means behaving with deeds that reflect a servant who obeys His commandments and worshiping Him, then being grateful with the heart means that we must be like this and realize that all the favors, graces and gifts that we have received are merely- eyes of Allah SWT.

So, from now on let us continue to remember gratitude, if we get pleasure be grateful and even when we get trouble we must be grateful. Because no matter how good the hardship we are receiving, it will never exceed the pleasure we have.

I guess that's just enough of my speech. When there is a wrong word I apologize.

Pidato Islami Bahasa Inggris

 


 Bismillahirrahmaanirrahiem,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Your Excellencies the committee,

The honorable of jury,

Dear my friends who participates in this speech contest,

And my loving brothers and sisters

In the name of Allah, the Beneficent and the Merciful.

All praises be to Allah SWT, the lord of the world, the master of the day after, the creator of everything in this Universe, where he has no partner. He has also given us such deeply enjoyable, particularly faith and healthy comfort, hence, we could attend here in a good situation.

Peace and Salutation be upon our prophet Muhammad SAW, who has taught us the cardinal principles of the unity of God, obliged us to confess it with the tongue and believe it in the heart. He also has brought us from the darkness to the brightness, from stupidity to cleverness

Ladies and Gentlemen,

Indeed, it is very great pleasure for me in this precious chance to deliver my speech to the most honorable audiences entitled:

THE IMPORTANCE OF MASTERING ENGLISH

Ladies and Gentlemen,

Language plays an important role in human life. One tries to acquire, learn and use language as a means of communication, and simultaneously as social symbol of humanity. By using language someone could make statements, convey facts and knowledge, explain or report something, and keep social relations among the language users. These indicate that by means of language, people can express their ideas, feeling, information etc through communication.

Ladies and Gentlemen,

As one of language in the world, English is considered and applied as international language. Since then, it is very popular and have been spoken and learnt by almost people in the world. There are some reasons why English is important and many people attempt to learn it. Some of them are: for finding job, traveling, interacting one each other, doing business, taking examination, doing research, writing in the foreign language, etc.

Ladies and Gentlemen,

In such developing country like Indonesia, English has a vital role in all aspects of life, particularly in science and technology. Furthermore, it can be used for developing relationships in the international forum, for reading English book (especially for students from primary school up to colleges/university), to tighten the relationship among nations in the world, etc.

My brothers and sisters!

At the end of my speech, I will quote a wise expression: ENGLISH WILL MAKE EVERYBODY SURVIVE AND GO ANYWHERE. This expression reminds us how importance of English for human life is. if we want to be a skilful scientists, linguists, and be able to compete with the other countries in the world, we must understand, master and learn the language they use, namely English.

Ladies and Gentlemen,

Before ending this speech, let me conclude the essential points of my speech:

1. English is highly necessary to be learned and mastered by everyone

2. English is a key to open and master science and technology

3. By mastering English enables us to become survive and go anywhere throughout the world;

Ladies and Gentlemen,

I think its completely enough for me to this point. The wrong utterances are caused by limitation of my ability and the right one is merely from Allah SWT. So, I beg your pardon, finally I say.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh