Jumat, 01 Juni 2018

Contoh Pidato MENCINTAI NABI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

"MENCINTAI NABI"

Bulan Rabiul Awwal yang mashur dengan sebutan Maulid sudah kita lewati, namun mahabbah (rasa cinta) kepada Nabi harus tetap abadi, taat kepada Rasul harus menjadi landasan setiap gerak dan langkah kita. Karena hal itu merupakan bukti dari cinta kita kepada Allah SWT.



Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an yang artinya:

"Katakanlah: Jika kamu sekalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah maha pengampin lagi maha penyayang". (QS. Ali Imran: 31).

Dan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Annas ra bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Laa yu minu ahadukum hattaa akuuna ahabba ilaihi min waladihi wawaalidihi wannaasi ajma'iina".

Artinya: "Tidaklah sempurna iman dari salah satu diantara kamu sekalian, sehingga Aku lebih ia cintai dari pada anaknya, ibu bapaknya, dan seluruh manusia". (Al-Hadits)

Bahkan sahabat Umar ra pernah berkata kepada Rasul:

"Yaa Rasulallah, la anta ahabbu ilayya min kulli syaiin illa nafsii allati baina janbayya".

Artinya: "Ya Rasulallah, engkau lebih aku cintai dari setiap apapun, kecuali dari diriku yang berada diantara dua lambungku".

namun Rasulullah SAW menjawab: "Laa yu minu ahadukum hattaa akuuna ahabba ilaihi minnafsihi".
Artinya: "Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sekalian sehingga aku lebih dicintai dari dirinya sendiri".

Setelah mendengar jawaban Rasul, lalu Umar ra berkata: "Walladzii anzala 'alaikal kitaaba, la anta ahabbu ilayya minnafsiyallati baina hanbayya".
Artinya: "Demi Allah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu, sungguh engkau lebih aku cintai dari pada diriku sendiri yang berada diantara dua lambungku".
Kemudian Nabi bersabda:
"Sekaranglah wahai Umar, telah sempurna imanmu".

Juga hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik ra yang berbunyi:

"Anna rojulan atannabiyya shollalloohu "alaihi wasallam, faqoola: matassaa'ah yaa rosulalloh?"

Artinya: "Ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, kemudian ia bertanya\; Kapan datangnya Qiyamat, Ya Rasulullah?

Lalu Rasul bertanya:

"Maa a'dadta lahaa" yang artinya: Apa yang engkau persiapkan untuk Qiyamat? Laki-laki itu menjawab: "Maa a'dadtu lahaa min katsiiri sholatin, walaa shoumin, walaa shodaqotin, walakinnii uhibbullooha warosuulahu", yang artinya: "Aku tidak mempersiapkan untuk qiyamat dengan memperbanyak shalat, puasa, juga sodaqoh, tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya".
Kemudian Rasul menjawab: "Engkau bersama orang yang engkau cintai".

Dari Shofwan bin Qudamah bahwa: Aku berhijrah kepada Rasulullah SAW (di Madinah), maka aku berkata kepada beliau:
"Yaa Rosulalloh, nawwilnii yadaaka, ubaayi'uka, fanaawalanii yadahu faqultu: Yaa Rosulalloh innii uhibbuka, qoola: "almaru ma'a man ahabba" yang artinya: "Ya Rasulullah, ulurkan tanganmu, aku akan melakukan bai'at kepadamu". Kemudian Rasulullah SAW mengulurkan tangannya, dan aku berkata: "Yaa Rasulullah, sesungguhnya aku mencintaimu", kemudian Rasulullah bersabda: "Seseorang akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya".

Juga sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Man Ahabbanii, kaana ma'ii filjannah" yang artinya: "Barangsiapa yang mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam surga". (Al-Hadits)

Cinta kepada Rasul bukan hanya sebatas anjuran, tetapi suatu kewajiban mutlak setelah mencintai Allah SWT.

Mencintai Allah dan Rasul-Nya harus melebihi segalanya, karena Allah SWT memberikan warning (peringatan) bagi orang-orang yang mengabaikan cinta itu dalam Al-Qur'an surat Attaubah ayat 24 yang artinya: 

"Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (QS. Attaubah: 24)

Juga bagi orang yang menentang/berseberangan dengan Rasul, Allah mengancamnya dalam surat Annisa ayat 115 dan surat Annur ayat 63 yang artinya:

"Dan barang siapa yang menentang Rasul, sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (QS. Annisa: 115)

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang sangat pedih". (QS. Annur: 63).

Sekian saja isi pidato dari saya, mohon maaf bila banyak kesalahan dan kekurangan.

Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


EmoticonEmoticon